Sebuah dokumen yang melarang warga Hong Kong di Taiwan untuk ikut serta dalam aksi unjuk rasa atau membuat pidato politik salah diunggah di situs web kementerian imigrasi, kata Dewan Urusan Daratan Taiwan.
Pemberitahuan, yang mencantumkan sembilan kegiatan yang dilarang untuk diikuti oleh penduduk Hong Kong dan Makau, telah dihapus dari situs web setelah diunggah pada Selasa pagi.
Kegiatannya meliputi kampanye pemilu dan acara politik publik seperti aksi unjuk rasa, protes, pidato, bahkan pembagian brosur.
Saluran Standar
Selengkapnya>>
Mereka harus menolak undangan media untuk berbicara di program televisi dan radio.
Mereka juga harus menahan diri dari pelanggaran hukum Taiwan, termasuk tindakan kriminal, keamanan nasional, dan anti-infiltrasi.
Penduduk SAR di Taiwan tidak bisa masuk, menyelinap atau mengambil foto atau video di tempat militer dan pertahanan nasional. Mereka juga dilarang pergi ke laboratorium yang didirikan untuk biotek dan penelitian ilmiah utama.
Dokumen tersebut tidak merinci apakah yang dimaksud adalah mereka yang tinggal di pulau itu atau penduduk SAR yang juga merupakan penduduk tetap di Taiwan.
Menanggapi pertanyaan media, Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan pemberitahuan itu salah diterbitkan dan itu adalah sebuah kesalahan.
Dewan mengatakan penduduk Hong Kong dan Makau yang tinggal di Taiwan hanya boleh mengambil bagian dalam kegiatan yang sesuai dengan tujuan kunjungan mereka, sambil mematuhi semua undang-undang Taiwan. “Saat ini, tidak ada larangan atau pembatasan yang ditambahkan,” katanya.
Kementerian Imigrasi Data SDY Taiwan mengatakan 11.173 warga Hong Kong telah diberikan izin tinggal pada tahun 2021, dan 1.685 lainnya memperoleh izin tinggal. Keduanya merupakan rekor untuk satu tahun.
Pengunjuk rasa Tong Wai-hung, yang pindah ke Taiwan bersama istrinya Elaine To setahun lalu setelah mereka dibebaskan dari kerusuhan dalam aksi unjuk rasa Sheung Wan pada Juli 2019, mengatakan dia terkejut dengan berita tersebut.
Selain melanggar hak asasi manusia, larangan tersebut juga memberi label negatif pada warga Hong Kong, tambah Tong.
“Kami datang ke Taiwan untuk demokrasi dan kebebasannya,” katanya. “Tapi warga Hong Kong akan dibungkam jika pemberitahuan itu menjadi kenyataan.”
Seorang profesor hukum di Universitas Nasional Chengchi, Liao Yuan-hao, mengatakan larangan memasuki wilayah militer itu masuk akal karena penduduk Taiwan pun tidak diizinkan masuk ke tempat itu tanpa izin yang tepat.
Namun aturan yang melarang aksi unjuk rasa tidak berdasar karena Undang-Undang Imigrasi Taiwan melindungi hak orang asing untuk protes.